Search here

13 Des 2017

Kesunahan Memelihara Kucing Namun Seberapa Besar Resiko Penularan Penyakit Toxoplasma Terhadap Manusia


Nabi Muhammad SAW Sangat Menyayangi Kucingnya Yang Bernama Mueeza. Banyak kisah-kisah tentang kucing (karena kucing memang binatang yang banyak berkeliaran disekitar manusia). Bahkan Nabi juga memiliki kucing peliharaan. Setiap Nabi menerima tamu di rumah, Nabi SELALU menggendong mueeza (nama kucingnya) dan diletakkan dipahanya. Nabi bahkan berpesan untuk menyayangi kucing peliharaan layaknya menyanyangi keluarga sendiri. Salah satu sifat Mueeza yang paling Nabi sukai adalah ‘Mueeza selalu mengeong ketika mendengar azan, seolah-olah ngeongnya seperti mengikuti lantunan suara adzan‘ Terus, pernah juga saat Nabi mau mengambil jubahnya, ada Muezza lagi tidur diatasnya.. Nabi pun memotong belahan lengan yang ditiduri Mueeza dari jubahnya, tujuannya supaya tidak membangunkan Muezza. Ketika Nabi pulang ke rumah, Muezza terbangun dan merunduk kepada majikannya. Sebagai balasan, Nabi menyatakan kasih sayangnya dengan mengelus lembut ke badan kucing itu.


Nabi menekankan di beberapa haditsnya bahwa kucing itu tidaklah najis. Bahkan diperbolehkan untuk berwudhu menggunakan air bekas minum kucing karena dianggap suci. Lantas kenapa Rasulullah Saw yang buta baca-tulis, berani mengatakan bahwa kucing suci, tidak najis? Lalu, bagaimana Nabi mengetahui kalau pada badan kucing tidak terdapat najis?
Jangan anggap kucing boleh mendatangkan penyakit ter utamanya bulu kucing yang mengakibatkan asma. Namun, memelihara kucing dapat memberi manfaat terutamanya pemilik kucing iaitu:

1.   Menurut kajian yang dibentangkan pada PertemuanTahunan asasi Strok Amerika 2008 menunjukkan pemilik kucing berkemungkinan lebih kecil meninggal kerana serangan jantung atau strok.
2.   Sebahagian besar pemilik kucing mengatakan kucing membuatkan mereka relaks dan tenang.
3.   Satu kajian yang dilakukan menunjukkan tingkat kematian pemilik kucing disebabkan oleh serangan jantung 40% lebih rendah dibandingkan mereka yang tidak memiliki kucing.
4.   Kajian dari universiti Columbia menunjukkan anak-anak yang menjadikan kucing sebagai binatang peliharaan memiliki tingkat kekebalan tubuh yang lebih tinggi.

Kesunahan Memelihara Kucing

Fakta-Fakta Ilmiah Keistimewaan Pada Kucing

Fakta pertama
Pada kulit kucing terdapat otot yang berfungsi untuk menolak telur bakteri. Otot kucing itu juga dapat menyesuaikan dengan sentuhan otot manusia. Permukaan lidah kucing tertutupi oleh berbagai benjolan kecil yang runcing, benjolan ini bengkok mengerucut seperti kikir atau gergaji. Bentuk ini sangat berguna untuk membersihkan kulit. Ketika kucing minum, tidak ada setetes pun cairan yang jatuh dari lidahnya. Sedangkan lidah kucing sendiri merupakan alat pembersih yang paling canggih, permukaannya yang kasar dapat membuang bulu-bulu mati dan membersihkan bulu-bulu yang tersisa di badannya.

Fakta kedua
Telah dilakukan berbagai penelitian terhadap kucing dan berbagai perbedaan usia, perbedaan posisi kulit, punggung, bagian dalam telapak kaki, pelindung mulut, dan ekor. Hasil yang didapatkan adalah:

1.   Hasil yang diambil dari kulit luar tenyata negatif berkuman, meskipun dilakukan berulang-ulang.
2.    Perbandingan yang ditanamkan kuman memberikan hasil negatif sekitar 80% jika dilihat dari cairan yang diambil dari dinding mulut.
3.   Cairan yang diambil dari permukaan lidah juga memberikan hasil negatif berkuman.
4.   Sekalinya ada kuman yang ditemukan saat proses penelitian, kuman itu masuk kelompok kuman yang dianggap sebagai kuman biasa yang berkembang pada tubuh manusia dalam jumlah yang terbatas seperti, enterobacter, streptococcus, dan taphylococcus. Jumlahnya kurang dan 50 ribu pertumbuhan.
5.   Tidak ditemukan kelompok kuman yang beragam.

Analisis Dokter Tentang Kucing.
Menurut Dr. George Maqshud, ketua laboratorium di Rumah Sakit Hewan Baitharah, jarang sekali ditemukan adanya kuman pada lidah kucing. Jika kuman itu ada, maka kucing itu akan sakit.
Dr. Gen Gustafsirl menemukan bahwa kuman yang paling banyak terdapat pada anjing, selanjutnya manusia 1/4 anjing, sedangkan kucing 1/2 manusia. Dokter hewan di rumah sakit hewan Damaskus, Sa’id Rafah menegaskan bahwa kucing memiliki perangkat pembersih yang bemama lysozyme.

Kucing tidak suka air karena air merupakan tempat yang sangat subur untuk pertumbuhan bakteri, terlebih pada genangan air (lumpur, genangan hujan, dll). Kucing juga sangat menjaga kestabilan kehangatan tubuhnya. Ia tidak banyak berjemur dan tidak dekat-dekat dengan air. Tujuannya agar bakteri tidak berpindah kepadanya. Inilah yang menjadi faktor tidak adanya kuman pada tubuh kucing.


Beberapa Hadits Tentang Kucing


Hadis Kabsyah binti Ka’b bin Malik menceritakan bahwa Abu Qatadah, mertua Kabsyah, masuk ke rumahnya lalu ia menuangkan air untuk wudhu. Pada saat itu, datang seekor kucing yang ingin minum. Lantas Ia menuangkan air di bejana sampai kucing itu minum. Kabsyah berkata, “Perhatikanlah.” Abu Qatadah berkata, “Apakah kamu heran?” Ia menjawab, “Ya.” Lalu, Abu Qatadah berkata bahwa Nabi SAW pernah bersabda, “Kucing itu tidak najis. Ia binatang yang suka berkeliling di rumah (binatang rumahan)”. (HR At-Tirmidzi, An-Nasa’i, Abu Dawud, dan Ibnu Majah).

Diriwayatkan dan Ali bin Al-Hasan, dan Anas yang menceritakan bahwa Nabi Saw pergi ke Bathhan suatu daerah di Madinah. Lalu, beliau berkata, “Ya Anas, tuangkan air wudhu untukku ke dalam bejana.” Lalu, Anas menuangkan air. Ketika sudah selesai, Nabi menuju bejana. Namun, seekor kucing datang dan menjilati bejana. Melihat itu, Nabi berhenti sampai kucing tersebut berhenti minum lalu berwudhu. Nabi ditanya mengenai kejadian tersebut, beliau menjawab, “Ya Anas, kucing termasuk perhiasan rumah tangga, ia tidak dikotori sesuatu, bahkan tidak ada najis.”

Diriwayatkan dari Dawud bin Shalih At-Tammar dan ibunya yang menerangkan bahwa budaknya memberikan Aisyah semangkuk bubur. Namun, ketika ia sampai di rumah Aisyah, tenyata Aisyah sedang shalat. Lalu, ia memberikan isyarat untuk menaruhnya. Sayangnya, setelah Aisyah menyelesaikan shalat, ia lupa ada bubur. Datanglah seekor kucing, lalu memakan sedikit bubur tersebut. Ketika ia melihat bubur tersebut dimakan kucing, Aisyah lalu membersihkan bagian yang disentuh kucing, dan Aisyah memakannya.

Rasulullah Saw bersabda, “Ia tidak najis. Ia binatang yang berkeliling.” Aisyah pernah melihat Rasulullah Saw berwudhu dari sisa jilatan kucing. (HR AlBaihaqi, Abd Al-Razzaq, dan Al-Daruquthni)

Kesalahan Persepsi Manusia Tentang Kucing

Lihat begitu luar biasanya kucing itu, bahkan sampe jadi hewan peliharaan kesayangan Nabi. Namun sayangnya banyak sekali dari kita yang berpandangan negatif seputar binatang ini, ada yang mengatakan kucing dapat menyebabkan asma karena bulu-bulunya, ada juga yang bilang kucing terinfeksi toxoplasma.


Toxoplasma berasal dari infeksi parasit Toxoplasma Gondii. Adapun penularannya pada manusia melalui empat cara yaitu:
1.   Secara tidak sengaja memakan makanan yang tercemari parasit ini. Misalnya kita makan sayuran yang tidak dicuci bersih dan ternyata parasit toxo telah mencemarinya.
2.   Memakan daging sapi, kambing, babi, ayam, babi atau anjing yang mengandung parasit toxo yang tidak dimasak dengan sempurna (matang).
3.   Infeksi melalui placenta bayi dalam kandungan.
4.   Seorang ibu hamil yang terinfeksi toxoplasma bisa menularkan parasit ini pada janin yang dikandungnya, penularan ini disebut penularan secara congenital.
5.   Melalui transfusi darah, transplantasi organ dari seorang donor yang kebetulan menderita toxoplasmosis.
Toxoplasma bisa menyerang perempuan maupun laki-laki. Sesungguhnya tak hanya kucing yang bisa terinfeksi parasit Toxoplasma, karena semua hewan berdarah panas (unggas dan mamalia) sebenarnya juga bisa terinfeksi sebagai induk semang perantaranya (Intermediate host).  

Mari kita simak penjelasan dari Penyakit Toxoplasma dan penyebarannya.

Seberapa Besar Resiko Penularan Penyakit Toxoplasma Terhadap Manusia


Toxoplasma merupakan sejenis parasit yang dapat  hidup di usus kucing,  parasitnya berpotensi menulari lewat tinja kucing. Karena tinja kucing berceceran di sekitar rumah, bisa jadi parasit juga berpotensi tersebar di sekitar permukaan tanah, lantai, dan pekarangan rumah. Parasit juga melekat pada bulu, mulut, dan wadah bekas makan kucing. Nahhh .. tu wilayah yang perlu diwaspadai ya!

Parasit dalam usus kucing ini juga bisa hidup di tubuh manusia. Maka kita sebut penyakit hewan yang bisa juga pada manusia atau zoonosis. Berdekatan hidup dengan kucing berisiko tertular parasit ini. Tenang dulu Tentu tidak semua kucing membawa parasit ini. Hanya kucing yang tertular saja yang menjadi sumber penular.

Bukan hanya kucing. Bisa juga anjing, kambing, sapi, kerbau, atau hewan apa saja yang tertular parasit ini. Biasanya hewan yang merumput. Kambing dan kerbau mendapatkannya setelah makan rumput yang sudah tercemar parasit ini. Kotoran kucing yang berceceran terbawa kaki kucing ke rumput yang kemudian dimakan kambing atau hewan pemakan rumput lainnya.

Parasit dalam bentuk kiste yang masuk ke tubuh kambing atau pemakan rumput yang tercemar parasit akan tumbuh di dalam daging. Maka hati-hati makan daging kambing, kerbau, atau sapi setengah matang, jika ternyata ternak tersebut mengidap toxoplasmosis.

Bagi bayi, toxoplasma sama risikonya dengan pada orang dewasa. Namun kelak pada kaum Hawa, parasit ini menimbulkan masalah bila sedang hamil positif toxoplasma. Tahunya berpenyakit, dari pemeriksaan darah di laboratorium, kedapatan positif toxoplasma. Kehamilan dengan toxoplasma berakibat anak cacat dalam kandungan, kalau bukan anak mati. Maka sebaiknya tidak hamil dulu kalau positif toxoplasma.

Ada jenis penyakit lain yang dibawa kucing, berupa penyakit cacing. Tapi tidak lebih berbahaya dibanding toxoplasma. Cara mencegah agar tidak tertular, dengan menjaga kebersihan. Selain kebersihan lingkungan rumah, juga kebersihan perorangan, khususnya tertib mencuci tangan. Parasit dari sekitar rumah mudah melekat pada jemari tangan. Bila makan tanpa membasuh tangan dengan sabun sampai bersih, maka penularan toxoplasma berlangsung melalui jemari tangan ini.

Yang terpenting jaga kebersihan aja.
Sebagai pencinta kucing, Anda pasti tidak akan keberatan kalau Si Manis mendaratkan gigitan atau cakaran mesranya di tubuh Anda. Tapi tahukah Anda apa yang terkandung dalam air liur kucing kesayangan Anda itu? Di dalam air liur kucing terdapat bakteri Bartonella henselae. Bakteri ini merupakan bakteri yang cukup berbahaya bagi pencinta kucing karena pada tingkat lanjut dari infeksinya dapat menyebabkan kematian.


B. henselae menyebabkan penyakit yang disebut sebagai cat-scratch disease (CSD) atau penyakit cakaran kucing. Penyakit ini dapat menyerang manusia melalui gigitan, cakaran dan paparan air liur kucing. Bakteri B. henselae terdapat dalam air liur semua jenis kucing. Bakteri ini dibawa oleh kutu kucing. Keberadaan B. henselae dalam air liur kucing tidak menyebabkan kucing menjadi sakit. Hampir sebagian besar kucing membawa bakteri ini pada air liurnya. Anak kucing lebih rentan untuk terpapar bakteri ini daripada kucing dewasa.




B. henselae terdapat di seluruh belahan dunia. Pada negara-negara 4 musim, bakteri ini selalu muncul ketika musim dingin dan gugur. CSD tidak menular dari manusia ke manusia. CSD hanya ditularkan melalui cakaran atau gigitan kucing yang sebelumnya telah terpapar B. henselae. CSD juga dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan air liur kucing, terutama jika terdapat luka yang terbuka. Jika seseorang telah tertular CSD, maka orang tersebut biasanya akan menciptakan imun sehingga kebal terhadap serangan CSD berikutnya.

Umumnya CSD tidak berbahaya dan dapat sembuh dengan sendirinya. Setelah dicakar atau digigit kucing biasanya akan tampak luka atau bengkak pada bagian yang terkena cakaran atau gigitan. Luka atau bengkak tersebut dapat juga muncul dalam waktu 3-10 hari kemudian. Luka akan tampak merah, sakit dan bernanah. Jika keadaan ini tidak segera diobati, akan timbul komplikasi yang dapat menyebabkan kematian. Komplikasi akan semakin parah bila terjadi pada orang tua, anak-anak, penderita HIV dan diabetes.

Gejala
1. Demam.
2. Letih.
3. Sakit kepala.
4. Hilang selera makan.
5. Bengkak dan sakit yang tidak sembuh dalam waktu lama.


Golongan berisiko

1. Anak-anak.
2. Orang tua.
3. Penderita HIV.
4. Pengidap diabetes.
5. Orang yang sering membelai kucing.

Diagnosa dan perawatan
Ada tiga jenis uji untuk mendiagnosa CSD, yaitu:
1.     Uji kulit.
2.     Uji darah.
3. Uji B. henselae dengan menggunakan cairan atau jaringan dari kelenjar limfa yang bengkak.

Umumnya CSD bukanlah penyakit yang memerlukan perawatan khusus, tetapi bila terjadi pembengkakan kelenjar limfa dan terasa sangat sakit maka akan diperlukan antibiotik. Bila kelenjar limfa membengkak mengeluarkan nanah, maka diperlukan pembedahan kecil untuk mengeluarkan nanah tersebut.

Komplikasi CSD
1.  Bakteri B. henselae dapat menyebar sampai ke jaringan luar otak (meningitis) dan otak (encephalitis). Pada 3-5% orang yang terpapar B. henselae mengalami hal ini.
2.     Radang pada retina mata.

Diperlukan perawatan jika:

1. Bekas cakaran atau gigitan tidak juga sembuh dalam waktu 2-3 minggu.
2. Daerah sekitar gigitan menjadi merah dan membengkak setelah 2 hari.
3.  Demam berkepanjangan selama beberapa hari setelah dicakar atau digigit.
4.  Kelenjar limfa yang membengkak dan sakit lebih dari dari 2-3 minggu.
5.   Sakit pada daerah sendi atau tulang, sakit perut (muntah atau diare) tanpa disertai demam.
6.   Merasa sangat letih lebih dari 2-3 minggu.




Pencegahan CSD
1.  Membiasakan diri selalu mencuci tangan setiap kali memegang kucing.
2.  Hati-hati ketika membelai kucing, jangan sampai kucing menjadi merasa terganggu hingga mencakar atau menggigit.
3.   Mandikan kucing dengan teratur untuk mencegah kutu.
4. Jika ada kucing yang berkelahi sebaiknya tidak usah dilerai dengan tangan langsung untuk mecegah terkena cakaran atau gigitannya.

Toxoplasmosis (toxo) adalah infeksi yang disebabkan oleh parasit bersel tunggal yang disebut Toxoplasma gondii. Infeksi paling umum didapat dari kontak dengan kucing-kucing dan feces mereka atau daging mentah atau yang kurang masak.

Pusat-pusat pengontrol dan pencegah penyakit Amerika (CDC) memperkirakan bahwa lebih dari 60 juta orang-orang di Amerika mungkin membawa parasit Toxoplasma, namun hanya sangat sedikit yang mempunyai gejala-gejala karena sistim imun yang sehat biasanya menjaga parasit-parasit dari menyebabkan penyakit.

Virus Toxoplasma merupakan salah satu jenis virus TORCH yang berbahaya terutama untuk wanita hamil. Suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa yang tergolong dalam coccidia. Sebagai haspes definitif parasit ini adalah kucing, sedangkan manusia sebagai haspes perantara.

Siklus haspes Toxoplasmosis gondii terdiri dari dua fase, yaitu fase reproduktif (aseksual dan seksual) dalam haspes definitif dan fase proliferasi. Pada haspes perantara perkembangan parasit dalam usus kucing menghasilkan ookista yang di keluarkan bersama dengan tinja kucing. Ookista menjadi matang dan infektif dalam waktu 3-5 hari di tanah.

Ookista yang matang dapat hidup setahun didalam tanah yang lembab dan panas, yang tidak terkena sinar matahari secara langsung. Seekor kucing dapat menghasilkan ookista 10 juta sehari selama 2 minggu.

Cara Penularan Virus Toxoplasma.
Bila Ookista yang matang tertelan tikus, burung, babi, kambing dan manusia (haspes perantara) maka haspes perantara akan terinfeksi. Manusia dapat terinfeksi parasit ini bila memakan daging yang kurang matang atau sayuran yang mengandung okista atau dapat pula pada anak-anak yang suka bermain di tanah serta ibu-ibu yang gemar berkebun dan petani yang tangannya dapat tertempel ookista dari tanah.

TOXOPLASMA

Cara Penularan Toxoplasma.

Hal ini dapat juga terjadi pada orang yang senang menggendong-gendong kucing sebagai hewan kesayangan, karena tangan mereka dapat tertempel ookista dari bulu kucing.

Setelah ookista atau kista jaringan ditelan manusia, nasib parasit akan ditentukan oleh keadaan kekebalan tubuh penderita :
Apabila keadaan kekebalan tubuh baik, maka parasit didalam sel yang berbentuk bradyzoite akan mati. Parasit dan sel tubuh yang mati ini akan menimbulkan reaksi radang menahun ringan seperti berkumpulnya sel limfosit dan makrofag.

Pada individu yang tidak mempunyai kekebalan tubuh atau kekebalan tubuhnya sangat rendah maka parasit yang ada didalam sel tersebut akan berkembang dengan cepat sehingga sel akan rusak. Dalam hal seperti ini akan banyak ditemukan kerusakan sel dengan parasit disekitarnya dan reaksi radang. Pada keadaan seperti ini, timbul gejala klinis.

Apabila keadaan kekebalan tubuh ada, tetapi tidak cukup untuk mematikan, bradyzoite akan tetap berada didalam sel berupa kista yang tidak menimbulkan reaksi jaringan. Keadaan ini bisa berlangsung lama. Bila suatu saat keadaan yang laten ini dapat berubah menjadi infeksi yang akut.

Gejala Klinis Penderita Virus Toxo.

Manusia yang terinfeksi Virus toxoplasma / Toxo akut pada umumnya tidak merasakan sakit yang menarik perhatiannya sehingga tidak terdeteksi. Gejala klinis yang muncul mirip dengan gejala klinis penyakit infeksi pada umumnya, yaitu :
1.       Demam.
2.     Pembesaran kelenjar limfa dileher bagian belakang tanpa rasa sakit.
3.       Sakit kepala.
4.       Rasa sakit di otot.
5.       Lesu / lemas.

Gejala ini biasanya sembuh secara spontan ( Frenkle 1990 ). Strickland (1991) melaporkan 89% penderita toxoplasma akut mengalami gejala klinis berupa demam, 84% sakit kepala dan pembesaran kelenjar limfa, 60% sakit di otot, 54% leher kaku dan tidak nafsu makan, 20% dengan bercak- bercak merah dikulit, 24% sakit disendi dan 11% dengan radang hati.

Toxoplasmosis akut dan reinfeksi pada wanita hamil dapat menyebabkan penularan secara pasif bayi yang dikandung. Besarnya angka penularan pada bayi tergantung pada usia kehamilan. Angka penularan sebesar 1% terjadi bila wanita hamil menderita toxoplasmosis sebelum terjadi pembuahan, 12% bila usia kehamilan 6 – 16 minggu dan 20% bila usia kehamilan 16 – 28 minggu sampai saat dilahirkan.

Bayi yang dikandung oleh wanita hamil di usia kehamilan trimester I mampu terinfeksi sebesar 25%, sedangkan diusia kehamilan trimester III sebesar 65%.

Infeksi pada kehamilan sangat awal dapat menyebabkan abortus dan bayi meninggal dalam kandungan.

Infeksi pada kehamilan trimester I dapat menyebabkan kelainan bawaan yang berat pada bayi, karena pada saat itu sedang berlangsung proses pertumbuhan alat-alat tubuh. Kelainan bawaan yang terjadi dapat berupa Hidrosepalus, Mikrosepalus, perkapuran otak, gangguan syaraf seperti kejang-kejang, gangguan reflek, retandasi mental, gangguan pengelihatan yang dapat menyebabkan kebutaan dan radang hati (Frenkle–1990, Kierzenbaum – 1994 ).

Orang yang terinfeksi Virus toxoplasma yang kronis dapat terjadi gejala klinis berupa Korioretinitis yang dapat menyebabkan gangguan pengelihatan, sakit kepala, Ensefalitis, bahkan lumpuh sebagian badan (Soemarsono, 1990).

Tips untuk Menghindari Toxoplasma:

1.   Sediakan pasir atau tempat kotoran untuk kucing dan sebaiknya dibersihkan setiap hari. Nah kita juga harus rajin bersih-bersih, lagian kucing kalau mau pup dipasir selalu dikubur, karena kucing itu sendiri adalah hewan yang pemalu. Malah sebenarnya kalau gak ada pasir atau tanah, kucing akan menahan pup sekuat tenaga, kalau bener-bener udah gak tahan, terpaksanya pup di pojokan. Makanya sediakanlah lahan pasir buat kucing
2. Cegahlah kucing agar tidak berburu tikus, burung, lalat dan kecoa (kasih makan makanan yang bersih, matang dan layak).
3.Jangan memberi makan hewan peliharaan dengan daging, jeroan, tulang dan susu mentah, sebelum di masak terlebih dahulu.
4.    Setelah mencuci daging mentah sebaiknya cuci tangan dengan sabun agar tak ada parasit yang tertinggal di tangan.
5.   Cucilah tangan dengan sabun setiap kali hendak makan.
6. Hindari memakan daging mentah atau setengah matang. Makanlah daging yang benar-benar telah dimasak sampai matang.
7. Cuci bersih sayur-mayur dan buah-buahan yang hendak dikonsumsi mentah sebelum dimakan (dilalap).
8.   Untuk ibu-ibu hamil, sebaiknya tidak membersihkan tempat kotoran kucing ataupun mencuci daging ataupun jeroan selama masa kehamilan. Mintalah bantuan orang lain untuk mengerjakannya.
9.   Untuk ibu-ibu yang berencana untuk hamil sebaiknya melakukan pemeriksaan darah untuk mengetahui ada tidaknya infeksi Toxoplasma.
10.  Jika anda memelihara kucing, latihlah dari kecil kucing tersebut dengan membiasakan buang kotoran pada tempatnya.

Semoga bagi teman-teman yang memelihara kucing akan mendapat rezeki tambahan dari ALLAH … Amiin ….
 Posted by : Opar Suparma, M.Si

 (Sumber: toleethong.multiply)

Pageviews Artcle

Rekomendasi Unuk Anda Baca

9 Prinsip Aqidah Ahlus Sunnah Wal-Jama'ah

Education and Knowledge Update   Apa Saja Yang Termasuk 9 Prinsip Aqidah Ahlus Sunnah Wal-Jama'ah itu ? Sahabatku beriku...

Comments
Comments